LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
ANALISA ZAT ADITIF PADA SUSU KOMERSIAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah :BIOKIMIA
Dosen : Edy Chandra, S.Si, MA
Disusun oleh
Nama : Supriyadi
NIM : 07460876
Prodi : IPA- BIOLOGI-2
Semester : IV ( empat )
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SYEKH NURJATI
CIREBON
2009
ANALISA ZAT ADITIF PADA SUSU KOMERSIAL
A. TUJUAN
1. Praktikan Memahami prosedur analisa bahan makanan.
2. Praktikan Menyadari keberadaan zat aditif dalam bahan makanan.
3. Praktikan Terampil melakukan analisis terhadap zat aditif.
B. LANDASAN TEORI
Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota , pasti telah menggunakan zat aditif makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal
Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya
Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu : (a ) aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya. Dan kedua, (b) aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia.
C. ALAT DAN BAHAN
- Gelas kimia 500 ml
- Batang pengaduk
- Corong
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Set destilasi sederhana
- Susu komersial
- Alkohol 95%
- Phennilhidrazinklorida
- Larutan feriklorida 0,5% dan 1%
- Asam asetat pekat
- Formalin
- HCL
- Eter
- Aquadest
- Amonium hidroksida
D. LANGKAH KERJA
o Tes formalin
- Mencampurkan Alkohol 95% kedalam sejumlah larutan susu dengan volume sama
- 5 ml filtrat ditambah 0,03g Phennilhidrazinklorida dan 4-5 tetes feriklorida 11%
- Diaduk kemudian di teteskan 1-2 tetes asam asetat pekat dalam penagas air untuk pedinginan dan melarutkan endapan yang berbentuk yang ditambahkan asam sulfat atau alkohol,jika mengandung formalin berbentuk warna merah.
o Tes Asam Salisilat
- Asamkan 100 ml susu dengan HCL hingga tidak terjadi endapan lagi kemudian ekstrasi dengan 50- 100 ml eter
- cuci lapisan eter dengan 5 ml aquadest (2x), menggunakan corong pisah dan mengamati residu yang diperoleh jadikan 3 bagian
- Menteteskan larutan feriklorida 0,5% terhadap bagian pertama jika mengandung Salisilat berbentuk warna violet
o Tes Benzoat
- Mengambil kedua bagian residu yang diperoleh pada B.3
- Bagian kedua dimurnikan dengan cara sublimasi dan diuji dengan titik kelelehanya
- Dan yang bagian ketiga dibasakan dengan menambahkan amonium hidroksida dan kelebihanya dapat di uapkan setelah itu larutan endapan yang berbentuk dalam air dan ditambahkan beberapa tetes feriklorida 0,5% endapan berwarna coklat menunjukan adanya asam benzoat
E. DATA HASIL PERCOBAAN
PENGAMATAN | HASIL | HASIL PENGAMATAN | |
+ - | |||
Tes formalin | ü | Mengandung formalin warna merah | |
Tes Asam salisilat | ü | Warna coklat menjadi unggu violet | |
Tes Benzoat | ü | Endapan dan berwarna coklat |
F. PEMBAHASAN
Zat Adiktif Adalah Zat-Zat Yang Ditambahkan Pada Makanan Selama Proses Produksi, Pengemasan Atau Penyimpanan Untuk maksud tertentu. Pada awalnya zat adiktif tersebut berasal dari bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat adiktif alami, umumnya zat adiktif tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk yang yang semakin bertambah dairi waktu kewaktu menuntut jumlah nakanan yang lebih besar sehingga zat adiktif tidak mencukupi lagi. Maka industri makanan membuat makanan dengan memakai zat adiktif buatan ( sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat adiktif buatan ini sangat berbahaya bagi kesehatan bila dikonsumsi secara terus menerus karena bisa menimbulkan penyakit kanker dan gangguan pencernaan.
Pada praktikum kali ini kita menganalisis adanya zat adiktif yang ada pada susu yang beredar dimasyarakat umum yang mana yang akan kita uji adalah susu sachet susu bendera ( Friad Flagh ). Susu yang diuji merupakan susu kemasan yang biasa dionsumsi oleh masyarakat luas dan mendapat izin BPPOM. Pada percobaan pertama: susu senyak 50 ml diberi larutan HCl sebanyak 5 tetes kemudian kita uji derajat keasaman dengan menggunakan kertasa indikator. Kemudian tambahkan n-Heksana sebanyak 25 ml kemudian dimasukkan kedalam corong pemisah kemudian kita kocok selama 5 menit. Setelah dikocok kemudian kita diamkan kembali sampai terjadi pemisahan, setelah larutan terpisah corong pemisahnya dibuka kemudian tambahkan Aquades sebanyak 5 ml pada sisa residu yang tersisa pada corong pemisah. Kemudian dikocok kembali setelah itu dipisahkan kembali sampai ada pengendapan dan sisanya ditambahkan kembali dengan Aqudes sebanyak 5 ml dikocok kembali dan sisanya dipanaskan dan dimasukkan kedalam alat destilasi dan air dikeluarkan. Akan tetapi air yang dikeluarkan adalah n-Heksananya dan titik didih residunya 84 OC. Pada Percobaan tes formalin Setelahkita diamati terjadi perubahan larutan endapan warna merah hal ini disebabkan karena menambahkan asam sulfat atau alkohol
Sisa residunya kemudian kita bagi menjadi 2 untuk percobaan kembali. Pada percobaan yang pertama sisa residu ditambahkan 5 tetes feriklorida ( FeCl3) 0,1%, maka hasil yang diperoleh terjadi perubahan warna karena warna larutan yang semula berwarna coklat berubah menjadi warna Violet yang berarti pada susu tersebut mengandung zat adiktif tapi dalam jumlah sedikit karena perubahan warna yang terjadi hanya sedikit. Sedangkan pada percobaan kedua sisa residu ditambahkan NH4OH sampai larutan menjadi bersifat basa kemudiankita tambahkan 5 tetes FeCl3 maka diperoleh hasil susu positif mengandung asam benzoat karena terdapat endapan dan warnanya berwarna coklat.
G. KESIMPULAN
Zat Adiktif Adalah Zat-Zat Yang Ditambahkan Pada Makanan Selama Proses Produksi, Pengemasan Atau Penyimpanan Untuk maksud tertentu. Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
· aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.
· aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.
Cirebon,1 juni 2009
Asisten Praktikum Praktikan
Turisih w Supriyadi
DAPTAR PUSTAKA
- Edy Chandra dkk, 2008. Panduan Praktikum Biokimia. Pusat Laboratorium STAIN . Cirebon.
- Anna Poedjiadi, titin supriyatin. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta.
- Fessenden, Ralph J . Dan Joan S . Fessenden . 1997 . Dasar-dasar Kimia Organik . Jakarta : Binarupa Aksara.
- http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/asam-benzoat/.
- Kusnawijaya. 1993.BIOKIMIA. Exact Ganeca: Bandung
- Matsjeh. 1996. Kimia Organik II. UGM: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar